Kamis, 14 Juli 2011

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK

KONSEP DASAR
BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK


A.Pengertian Kelompok
Berkumpulnya sejumlah orang dapat membentuk suatu kerumunan, yaitu kalau berkumpulnya orang-orang itu disebabkan karena adanya suatu kejadian atau objek yang menarik perhatian mereka sedangkan diantara orang-orang itu tidak ada saling kaitan sama sekali. Lebih jauh, kerumunan dapat membentuk kelompok, yaitu kalau terhadap orang-orang berkumpul itu berlaku hubungan atau kaitan tertentu antarorang tersebut. Kerumunan dapat menjadi kelompok, yaitu kalau unsure-unsur hubungan antara orang-orang yang ada didalamnya.

Prayitno (1995:11) mengemukakan bahwa kelompok pada dasarnya didukung dan terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah orang. Kumpulan-kumpulan orang tersebut kemudian menjunjung suatu atau beberapa kualitas tertentu, sehingga dengan demikian kumpulan tersebut menjadi sebuah kelompok.

Kelompok merupakan unit sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi secara intensif sehingga terdapat pembagian tugas dalam bentuk struktur kelompok. Kelompok ini dapat berupa organisasi yang terdiri dari beberapa individu yang tergantung oleh ikatan yang disetujui oleh semua anggota.

Kelompok harus semua ciri-ciri sebagai berikut :
•Adanya interaksi secara fisik, non-verbal, emosional, dan sebagainya.
•Mempunyai tujuan (goals) yang dapat bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
•Struktur yang terdiri dari peran (role), norma, dan hubungan antar anggota.
•Groupness, yaitu suatu entity (kesatuan) antara para anggotanya.

Jadi, secara ringkas kelompok yang baik adalah kelompok yang mempunyai struktur dalam berinteraksi yang berdasarkan norma-norma dalam mencapai satu tujuan bersama.

Kelompok secara umum dibagi menjadi :
Kelompok primer, yaitu kelompok yang mempunyai interaksi sosial yang cukup intensif, cukup akrab, hubungan antara anggota satu dengan anggota lain cukup baik.
Kelompok sekunder merupakan kelompok yang mempunyai interaksi yang kurang mendalam bila dibandingkan dengan kelompok primer dan sifatnya tidak begitu langgeng.

Selain itu, kelompok juga bisa dibedakan menjadi :
1.Kelompok resmi (formal) yang norma-normanya dinyatakan secara tertulis.
2.Kelompok tidak resmi (informal) yang norma-normanya tidak dinyatakan secara resmi.

B.Faktor Pengikat dalam Kelompok
Dalam suasana kebersamaan dan didorong oleh kepentingan bersama dalam kelompok, seorang pemimpin biasanya diperlukan, dan biasanya memang muncul. Kumpulan orang-orang atau kerumunan dapat berubah menjadi kelompok apabila didalamnya muncul dan berkembang faktor-faktor pengikat sebagai berikut :
1.Interaksi antara orang-orang yang ada didalam kumpulan atau kerumunan itu
2.Ikatan emosional sebagai pernyataan kebersamaan
3.Tujuan atau kepentingan bersama yang ingin dicapai
4.Kepemimpinan yang dipatuhi dalam rangka mencapai tujuan atau kepentingan bersama
5.Norma yang diakui dan diikuti oleh mereka yang terlibat didalamnya.

Kemantapan atau kekompakan suatu kelompok ditentukan oleh kekuatan faktor-faktor pengikat tersebut. Surutnya salah satu atau beberapa atau bahkan semua faktor pengikat itu akan menurunkan derajat kemantapan kelompok itu sehingga kelompok itu menjadi sekedar kerumunan atau sekedar kumpulan orang-orang atau bahkan bubar sama sekali.

C.Pengertian Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok
Menurut Prayitno (1997:36), bimbingan kelompok adalah :
“layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari Guru Pembimbing) yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/atau untuk perkembangan dirinya sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.”

Selain bimbingan kelompok, Prayitno (1997:37) juga menjelaskan mengenai konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok; masalah yang dibahas itu adalah masalah pribadi yang dialami masing-masing anggota kelompok.

D.Tujuan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok
Prayitno (1997:78) mengemukakan tujuan bimbingan kelompok adalah untuk memungkinkan siswa secara bersama memperoleh berbagai bahan dari narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Selain itu, melalui layanan bimbingan kelompok para siswa dapat diajak untuk bersama-sama mengemukakan pendapat tentang sesuatu dan membicarakan topik-topik penting, mengembangkan nilai-nilai tentang hal itu, dan mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan yang dibahas di dalam kelompok. Menurut Hallen (2005:81) fungsi utama bimbingan dan konseling yang didukung oleh layanan bimbingan kelompok ini adalah fungsi pemahaman dan pengembangan.

Tujuan konseling kelompok menurut Prayitno (1997:80) adalah untuk memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Kemudian Hallen (2005:82) menyatakan bahwa fungsi utama yang didukung oleh layanan konseling kelompok adalah fungsi pengentasan.

E.Permainan Pengakraban
Salah satu permainan pengakraban yang dapat dilaksanakan dalam bimbingan dan/atau konseling kelompok diselenggarakan adalah rangkaian nama. Permainan ini berintikan penggabungan atau perangkaian nama dari semua nggota kelompok, termasuk pembimbing kelompok.

Permainan rangkaian nama dilaksanakan pada awal kegiatan kelompok, yaitu pada tahap pembentukan. Hal ini dilakukan agar semua peserta mengenal dan hafal nama semua anggota kelompok, dan dengan demikian akan meningkatkan keakraban dan kebersamaan antar sesama anggota kelompok. Setiap anggota kelompok (termasuk Guru Pembimbing) berusaha mengenal dan menyebutkan dengan benar nama-nama semua anggota kelompok; dengan demikian semua anggota akan merasa diakui oleh anggota lainnya.

Permainan rangkaian nama ini menuntut pemusatan perhatian dan dapat membawa suasana yang menggembirakan, sehingga suasana kelompok menjadi lebih hangat dan menyenangkan. Permainan ini amat efektif untuk para anggota kelompok yang baru pertama kali bertemu.





SUMBER BACAAN


Hallen, A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Quantum Teaching

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Frofil). Jakarta : Ghalia Indonesia

Prayitno. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta : PT Ikrar Mandiriabadi

Prayitno. 2004. Layanan L.1 – L.9. Padang : BK FIP UNP