Senin, 15 Agustus 2011

Wawasan Tentang Filsafat Pendidikan


FILSAFAT PENDIDIKAN Tentang WAWASAN TENTANG FILSAFAT PENDIDIKAN

Dosen Pembimbing :
Drs. ISMAEL MUDAR, M.Si



Oleh Kelompok 3 :
1. FRISCHA MEIVILONA YENDI 04164/2008
2. WISMA ARORA 04246/2008
3. MERRY KRISTIANI 04206/2008


BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2009




WAWASAN DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN


A. PENGERTIAN
Ajaran filsafat yang komprehensif itu telah menduduki status yang tinggi dalam kehidupan kebudayaan manusia, yakni sebagai ideologi suatu bangsa dan Negara. Seluruh aspek kehidupan suatu bangsa diilhami dan berpedoman ajaran-ajaran filsafat bangsa itu. Dengan demikian kehidupan social, politik, ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan, bahkan kesadaran atas nilai-nilai hukum dan moral bersumber atas ajaran filsafat itu.

Bidang ilmu pendidikan dengan berbagai cabang-cabangnya merupakan landasan ilmiah bagi pelaksanaan pendidikan, yang terus berkembang secara dinamis. Sedangkan filsafat pendidikan sesuai dengan peranannya, merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan. Kedua bidang diatas harus menjadi pengetahuan dasar (basic knowledge) bagi setiap pelaksana pendidikan, apakah ia guru ataukah sarjana pendidikan. Membekali mereka dengan pengetahuan dimaksud diatas berarti memberikan dasar yang kuat bagi suksesnya profesi mereka.

Pengertian filsafat pendidikan menurut para ahli, yaitu :
1. Menurut Omar Al Thoumy Al Syarbani, filsafat pendidikan adalah sebagai aktifitas pemikiran yang teratur yang menjadikan filsafat itu sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan.
2. Menurut Kil Petrik, filsafat pendidikan adalah menyelidiki perbandingan pengaruh dari filsafat yang bersaingan daalm proses pendidikan dan pembinaan watak.
3. Menurut Ali Saifullah dalam bukunya “Antara Filsafat dan Pendidikan, filsafat pendidikan adalah sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat perhatiannya dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi atas normatif ilmiah, yaitu :
a. Kegiatan merumuskan dasar-dasar dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi moral pendidikannya.
b. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of education) yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan dan pengajaran termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat dan Negara.


B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup filsafat pendidikan secara umum, yaitu :
 Cosmologi, yaitu pemikiran yang berhubungan dengan semesta waktu dan ruang, kenyataan hidup manusia sebagi ciptaan Tuhan, serta proses kejadian perkembangan hidup manusia.
 Ontologi, yaitu pemikiran tentang masalah asal kejadian alam semesta darimana asalnya dan bagaimana proses penciptaannya dan kemana akhirnya.
 Axiologi, yaitu suatu pemikiran tentang masalah nilai-nilai.

Secara mikro (khusus) yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan adalah :
1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan(The Neture of Education).
2. Merumuskan sifat hakikat manusia,sebagai subjek dan objek pendidikan(The Nature of Man).
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat,filsafat pendidikan,agama dan kebudayaan.
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan.
5. Merumuskan hubungan antara filsafat Negara (ideologi), filsafat pendidikan, politik pendidikan (sistem pendidikan).
6. Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan (Tim Dosen IKIP Malang:65).

Dari uraian diatas diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan itu ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakekat pendidikan itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan yang baik dan bagaimana dengan tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.


C. OBYEK
Salah satu konsep pendidikan adalah menggambarkan pendidikan sebagai suatu bantuan pendidikan yang membuat objek didik menjadi dewasa. Kegiatan pendidikan akan berhenti jika kemampuan untuk mengadakan pilihan serta mempertanggungjawabkan perbuatan, kemampuan untuk mengadakan pilihan dan tingkah laku mandiri telah tercapai. Daalm upaya pembinaan kearah pengertian pendidikan secara luas, maka individu dididik harus dijadikan sebagai subjek didik sekaligus sebagai objek didik.

Manusia yang belum dewasa dalam proses perkembangan kepribadiannya maupun proses kematangan disebut objek.

Hakikat manusia sebagai subjek didik mengandung pendidikan sebagai berikut :
1. Bahwa sebagai subjek didik, manusia bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri sesuai dengan wawasan pendidikan seumur hidup.
2. Sebagai subjek didik, manusia mempunyai potensi baik fisik maupun psikis yang berbeda-beda masing-masing subjek unsure yang unik.
3. sebagai subjek didik, pada dasarnya manusia merupakan insane yang aktif menghadapi lingkungan hidup.


Ada beberapa objek dalam filsafat pendidikan, yaitu:
 Objek materi filsafat, yaitu segaal sesuatu yang ada dan mungkin ada yang material maupun yang non material, abstrak, dan psikis.
 Objek formal, yaitu menyelidiki segaal sesuatu untuk mengerti hakikat sedalam-dalamnya.


D. PERANAN DAN FUNGSI FILSAFAT PENDIDIKAN
Fungsi filsafat pendidikan menurut Brubacher secara terperinci, yaitu :
1. Fungsi Spekulatif
 Filsafat pendidikan berusaha mengerti keseluruhan persoalan pendidikan dan mencoba merumuskannya dalam suatu gambaran pokok sebagai pelengkap bagi data-data yang telah ada dalam segi ilmiah. Filsafat pendidikan berusaha mengerti keseluruhan persoalan pendidikan dan antar hubungannya dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pendidikan.
2. Fungsi Normatif
 Sebagai penentu arah, pedoman untuk apa pendidikan itu. Asas ini tersimpul dalam tujuan pendidikan, jenis masyarakat, apa yang ideal yang akan kita bina. Fungsi normative juga sebagai proses penemuan norma-norma kehidupan yang bersumber pada dasar-dasar filsafat yang dimilikinya.
3. Fungsi Kritik
 Memberi dasar bagi pengertian kritis-rasional dalam pertimbangan dan menafsirkan data-data ilmiah. Fungsi kritik berarti pula analisis dan komparatif atas sesuatu, untuk mendapat kesimpulan.
4. Fungsi Teori bagi Praktek
 Semua ide, konsepsi, analisa, dan kesimpulan-kesimpulan filsafat pendidikan adalah berfungsi teori. Dan teori ini adalah dasar bagi pelaksanaan atau praktek pendidikan.
5. Fungsi Integratif
 Fungsi integrative filsafat pendidikan adalah wajar, yaitu sebagai pemandu fungsional semua nilai dan asas normatif dalam ilmu kependidikan.

Filsafat pendidikan berperan dalam memberikan pengertian dan menjadi pedoman bagi manusia dalam usaha memahami hakikat sesuatu. Ajaran filsafat telah membantu memberikan jawaban-jawaban atas problem-problem dasar dalam alam pikiran dan alam kehidupan manusia, telah memberikan kepuasan spiritual yang dijadikan pedoman dalam berpikir.

Tujuan filsafat pendidikan adalah mencari hakikat kebenaran baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisika (hakikat keaslian). Manfaat mempelajari ilmu filsafat pendidikan adalah agar melatih berpikir serius, mampu mehami filsafat, dapat menjadi filosof, dan menjadi warga Negara yang baik.



SUMBER BACAAN


Noor Syam, Mohammad. 1986. Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsafat Kependidikan Pancasila. Surabaya : Usaha Nasional

Jalaluddin dan Abdullah. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta Selatan : Radar Jaya Pratama Jakarta

Rama Yulis, dkk. 2002. Filsafat Pendidikan. Padang : Quantum Press

Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta : Bumi Aksara

Zuhairini, dkk. 1995. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara